JAKARTA (SALAM-ONLINE): Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Prof Dr Bahtiar Effendy menegaskan bahwa asas utama bangsa Indonesia adalah prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.
Karena itu, kata Bahtiar, jika setiap warga negara sepakat dengan identitas kebangsaan, yakni Pancasila dan UUD 1945, maka seharusnya negara konsisten dengan segala yang bertentangan terkait identitas kebangsaan. Namun justru sekarang UUD 1945 sudah sangat liberal dan sekuler.
“UUD 1945 sekarang ini sudah sangat liberal dan sekuler, hal itu justru tidak sesuai dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa yang dianut oleh bangsa Indonesia,” ungkap Bahtiar Effendy dalam diskusi publik ‘Telaah Kritis Demokratisasi Dunia Islam: Perbandingan Pengalaman Indonesia, Turki dan Mesir’ di kantor CDCC, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).
Doktor Ilmu Politik dari Ohio State University ini menegaskan bahwa sekularisme sangat bertentangan dengan asas dan prinsip yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus berpegang pada identitas kebangsaan yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945.
“Sebab identitas bangsa Indonesia adalah kesepakatan. Para pendiri bangsa sepakat bahwa prinsip negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri ini. (EZ/Salam-Online)