Demi Puaskan Yahudi, AS Resmi Akui Yerusalem Ibu Kota Wilayah Jajahan Zionis
WASHINGTON (SALAM-ONLINE): Demi memuaskan penjajah Zionis, kata mantan penasihat pemimpin Palestina Yasser Arafat, Mark Perry, Amerika Serikat (AS) mengakui Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel”. Presiden Donald Trump secara resmi mengumumkan pengakuan ini pada Rabu (6/12/2017).
Trump juga mengarahkan Departemen Luar Negerinya untuk memulai memindahkan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem.
“Pengumuman saya hari ini menandai dimulainya sebuah pendekatan baru untuk konflik antara ‘Israel’ dan Palestina,” kata Trump dalam sebuah pidato publik dari Ruang Penerimaan Diplomatik di Gedung Putih, Anadolu Agency melaporkan, Rabu (6/12).
“Tentu akan ada ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat mengenai pengumuman ini. Namun kami yakin pada akhirnya, saat kami mengatasi ketidaksepakatan ini, kami akan sampai pada tempat yang memiliki pemahaman dan kerja sama yang lebih baik,” katanya.
Keputusan Trump ini bertentangan dengan kebijakan Amerika selama puluhan tahun. Juga bertolak belakang dengan policy seluruh masyarakat internasional, kecuali “Israel”.
Tidak ada negara yang memiliki kedutaan besarnya di Yerusalem. Hal ini juga cenderung menghalangi upaya untuk memulai kembali perundingan damai “Israel”-Palestina yang terhenti.
Mark Perry, mantan penasihat pemimpin Palestina Yasser Arafat, mengatakan, demi memuaskan Zionis “Israel”, AS diisolasi dan sendirian lagi.
“Semua sekutu penting Amerika menyarankan untuk menentang keputusan ini,” kata Perry. “Dan, begitulah, dalam memuaskan ‘Israel’, Amerika diisolasi dan sendirian lagi,” ujarnya. (S)
Sumber: Anadolu Agency