Dunia Menentang Keputusan AS, Warga Palestina Ingin ‘Kata-kata Berubah Jadi Tindakan’
PALESTINA (SALAM-ONLINE): Ribuan orang menggelar demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki. Tak hanya di Palestina, saat ini warga dunia di berbagai penjuru juga berunjuk rasa menentang keputusan AS yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Zionis “Israel”.
Lebih dari sepekan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusan sepihaknya untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, kemarahan warga Palestina dan dunia (negara-negara) pendukung terus bertambah.
Hari ini, ba’da shalat Jumat di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur yang dijajah, ratusan orang Palestina turun ke jalan untuk menggelar aksi protes terhadap keputusan Trump, namun mereka dicegah memasuki Kota Tua itu. Pasukan penjajah Zionis menyiapkan barikade untuk menghadang warga Palestina berunjuk rasa di kota tersebut.
Unjuk rasa juga berlangsung di utara Ramallah dan Bethlehem. Demonstran berhadapan dengan tentara Zionis.
Demonstrasi menentang keputusan sepihak Trump juga berlangsung di berbagai belahan dunia seperti di kota Mumbai (India), Kuala Lumpur (Malaysia), Tokyo (Jepang), Jakarta, Solo, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Di Jakarta, yang di pusatkan di kawasan Monas, dekat Kantor Kedubes AS, di bawah koordinasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), akan digelar aksi besar-besaran untuk Membela Palestina pada Ahad, 17 Desember 2017. Diprediksi, massa akan datang dalam jumlah besar, berjuta-juta banyaknya.
Harry Fawcett dari Aljazeera, yang melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, mengatakan seruan untuk menggelar aksi yang didengungkan kelompok perlawanan Palestina dan sebuah respons terpadu dari negara-negara Muslim (dalam KTT OKI Luar Biasa di Istanbul, Turki), telah membantu spirit untuk terus berunjuk rasa menentang langkah AS tersebut.
“Ada respons yang cukup kuat dan ajakan bersatu yang datang dari delegasi KTT OKI di Istanbul Turki, juga faksi-faksi Palestina telah menyerukan demonstrasi dalam skala besar,” kata Fawcett dalam laporannya seperti dilansir Aljazeera, Jumat (15/12).
Pengumuman AS itu tak pelak menuai kecaman keras dari negara-negara Muslim. Sebanyak 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, mendeklarasikan Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibu kota Palestina.
Tentu saja Perdana Menteri penjajah (Zionis) Benjamin Netanyahu menyatakan penokakannya terhadap keputusan di KTT Luar Biasa OKI tersebut.
“Pada akhirnya kebenaran akan menang. Dan banyak negara pasti akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota ‘Israel’ dan memindahkan kedutaan mereka ke kota tersebut,” klaim Netanyahu menanggapi pernyataan OKI tersebut.
Hode Abdel Hamid dari Aljazeera, melaporkan dari Bethlehem bahwa warga Palestina yang berunjuk rasa ingin melihat “kata-kata berubah menjadi tindakan”.
“Mereka tidak sabar … dan beberapa orang mengatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas, seorang pria yang telah mendedikasikan 20 tahun hidupnya untuk proses perdamaian, mungkin saja tunduk pada tekanan internasional atau AS.” (S)
Sumber: Aljazeera