Erdogan Nyatakan akan Buka Kedutaan Besar Turki di Yerusalem Timur-Palestina
ANKARA (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan membuka Kedutaan Besar Turki di kota yang ia akui sebagai ibu kota Palestina, Yerusalem Timur. Pernyataan itu dia sampaikan sebagai respons atas keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota baru “Israel”.
“Insya Allah, hari yang dinanti sudah dekat, dengan izin Allah, kami akan membuka kedutaan di sana (Yerusalem Timur),” tegas Erdogan pada Ahad (17/12/2017) sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
Rencana ini merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan negara-negara Muslim pada KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, 13 Desember lalu. Semua negara-negara yang hadir sepakat menyatakan penolakannya terhadap pengakuan Trump terkait status Yerusalem. Sebaliknya, negara-negara OKI mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Erdogan berbicara cukup keras pada pertemuan itu. Ia menyatakan “Palestina telah berada dalam penjajahan Zionis ‘Israel’ sejak 1947. Zionis ‘Israel’ adalah penjajah, teroris,” ujarnya.
Erdogan merupakan pemimpin Muslim yang paling keras menyuarakan penolakannya terhadap kebijakan sepihak Trump itu. Ia bersikeras menyatakan bahwa pengakuan Trump itu tidak akan mengubah sikap politik Turki di Palestina, khususnya soal status Yerusalem.
“Mendeklarasikannya (Yerusalem) sebagai ibu kota dan memindahkan kedutaan AS (ke Yerusalem) tidak akan berpengaruh bagi kami,” tegas Erdogan.
Pemimpin Turki itu pun menggarisbawahi serangkaian hukum internasional yang dilanggar AS, termasuk resolusi-resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB di mana secara ironis AS merupakan salah satu anggota tetapnya. Artinya, AS merupakan salah satu negara anggota tetap DK PBB yang ikut menandatangani resolusi yang memberi perintah agar “Israel” menarik pasukannya dari tanah terjajah Yerusalem.
Hingga saat ini, aksi protes meluas ke berbagai negara, tidak terbatas pada negara-negara Muslim. Di titik-titik rawan konflik seperti di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem, rakyat Palestina terus melakukan aksi protes menentang kebijakan Trump dan Zionis. Korban jiwa telah berjatuhan dari pihak Palestina. Pemimpin-pemimpin faksi Palestina terus menyerukan perlawanan terhadap kekuatan penjajah. (al-Fath/Salam-Online)
Sumber: Middle East Monitor (MEMO)