JAKARTA (salam-online.com): Beberapa peserta yang membanjiri Taman Ismail Marzuki, Rabu siang (5/9/2012) tampak menahan iba. Dari 81 foto dalam peluncuran buku ‘Hari Terakhir Kartosoewirjo’, ada sebuah foto yang menyita perhatian mereka.
Foto itu tidak lain tembakan terakhir dari seorang regu penembak ke arah kepala Kartosoewirjo. Padahal, sebelumnya 5 peluru dari 12 regu tembak telah menembus jantung pejuang kelahiran 1907 itu.
“Tampaknya peluru terakhir ini untuk memastikan kematian Kartosoewirjo,” tandas seorang pengunjung kepada Islampos.
Setelah tembakan terakhir dilepaskan, dr. Kartono Mohammad kemudian mendekati tubuh Imam DI/TII tersebut. Dengan membawa stetoskop, kakak kandung Goenawan Mohamad itu datang untuk memastikan bahwa Kartosoewirjo sudah menemui maut.
“Kami sudah mengundang dr. Kartono, tapi sayang beliau tidak hadir. Padahal beliau adalah saksi kunci dalam penembakan ini,” kata Fadli Zon dalam peluncuran bukunya.
Empat putra Kartosoewirjo ikut menyaksikan pameran foto eksekusi mati ayah mereka. Mereka mengaku ikhlas menerima takdir yang menimpa Imam besar Negara Islam Indonesia itu.
“Ini sudah takdir. Sudah jalannya seperti itu. Bapak hanya menjalankan takdir,” ujar putra Kartosoewirjo, Sardjono, dalam konferensi pers. (Pizaro/islampos)