Kekhawatiran, Bentroknya Militer AS-Turki di Suriah
SALAM-ONLINE: Milisi Kurdi YPG/PYD/PKK yang didukung AS telah menempatkan militannya ke garis depan Manbij Suriah untuk bersiap-siap melawan pasukan Turki setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan militernya berada di front Afrin.
Manbij berjarak sekitar 100 km dari timur Afrin di mana Amerika Serikat memiliki personil militer yang ditempatkan dalam perang melawan ISIL/ISIS. Artinya pasukan dari sekutu NATO itu akan berada di medan yang sama dengan Turki.
Koalisi militer AS yang beroperasi di Manbij mengatakan bahwa pasukan mereka di sana memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan apapun, dan tak akan ragu untuk melakukannya. Sesuatu yang membuat banyak pihak menjadi cemas dan khawatir militer Turki dan AS bentrok di kawasan ini.
“Jelas kita sangat waspada terhadap apa yang terjadi, khususnya di wilayah Manbij karena di situlah kekuatan koalisi kita berada,” kata juru bicara koalisi AS Kolonel Ryan Dillon kepada kantor berita Reuters seperti dikutip Aljazeera, Kamis (25/1/18).
“Kekuatan koalisi yang berada di daerah itu memiliki hak yang melekat untuk membela diri dan akan melakukannya jika diperlukan,” ujar Dillon.
Sharfan Darwish dari Dewan Militer Manbij—sebuah unit milisi YPG Suriah-Kurdi yang saat ini digempur oleh Turki di Afrin—mengatakan pasukannya bersiap untuk menghadapi tentara Turki.
“Kami siap siaga untuk merespons serangan apapun. Tentu koordinasi kita dengan koalisi internasional (AS) terus berlanjut sehubungan dengan perlindungan Manbij,” ujar Darwish.
Situasi intens di Suriah utara menyebabkan terjadinya percakapan via telepon antara Presiden Erdogan dan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (24/1).
Trump mengungkapkan keprihatinannya tentang “retorika destruktif dan palsu” Turki atas situasi tersebut. Ia mendesak agar pasukan AS dan Turki tidak terlibat dalam pertempuran.
“Dia mendesak Turki untuk mengurangi, membatasi tindakan militernya, dan menghindari korban sipil dan meningkat menjadi pengungsi,” kata Trump yang disampaikan lewat Gedung Putih.
Trump juga mendesak Turki untuk berhati-hati dan menghindari tindakan yang mungkin menimbulkan risiko konflik antara pasukan Turki dan Amerika.”
Erdogan mengancam pada Rabu sebelumnya untuk memperpanjang serangan dari Afrin ke Manbij. Tujuannya untuk “membersihkan wilayah kami dari masalah ini sepenuhnya”.
Turki melihat YPG—yang dilatih, dipersenjatai dan didukung oleh AS untuk berperang melawan ISIL/ISIS—sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki. PKK telah melakukan pemberontakan berdarah selama bertahun-tahun di negara tersebut.
Erdogan menunjukkan satu tujuan operasi anti-YPG/PYD/PKK adalah untuk menciptakan zona aman, sehingga lebih dari tiga juta orang Suriah yang melarikan diri ke Turki dalam perang sipil dapat kembali ke negaranya.
“Pertama, kita akan memusnahkan teroris, maka kita akan membuat kawasan ini dapat ditinggali. Untuk siapa? Untuk 3,5 juta warga Suriah di negara kami,” kata Erdogan.
Pemerintah Turki telah menyerang “propaganda” yang melawan tindakan lintas batasnya. Juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, mendesak media dan publik untuk waspada terhadap berita palsu, distortif dan provokatif. (S)
Sumber: Aljazeera