TANJUNGPINANG (SALAM-ONLINE): Sekitar 200 orang mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengusir sejumlah polisi dari kampus. Alasannya kampus adalah kawasan indenpenden. Dengan alasan itu, para mahasiswa yang sedang berunjukrasa di kampusnya mengusir sejumlah polisi yang menjaga aksi tersebut.
Dalam demonstrasi di halaman Rektorat Universitas Maritim Raja Ali Haji di Tanjungpinang, Senin (12/2/18), Presiden Mahasiswa UMRAH, Muhamad Putra, menyatakan, “Ini kawasan kampus, kawasan independen. Tidak perlu ada polisi. Kami tidak buat rusuh. Kami cinta kampus. Kami perjuangkan nasib mahasiswa.”
Sejumlah mahasiswa menghampiri para perwira polisi. Mereka meminta polisi keluar dari kampus.
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prof Syafsir Akhlus yang menghadapi demonstran sejak awal aksi juga meminta polisi tidak berada di kampus.
Meski demikian, sejumlah anggota intel polisi setempat tetap mengamati demonstrasi itu dari jarak tertentu.
“Masih ingat dengan aksi unjuk rasa di luar kampus? Ada oknum polisi yang represif terhadap mahasiswa,” kata Putra.
Pengusiran yang dilakukan mahasiswa tersebut adalah untuk kedua kalinya dilakukan setelah sebelumnya sejumlah anggota kepolisian juga diusir dari kampus melalui orasi.
Mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut reformasi kampus. Rektor juga diminta untuk minta maaf kepada masyarakat karena berbagai permasalahan yang terjadi di kampus seperti dugaan korupsi program integrasi sistem akademik sebesar Rp30 miliar dan uang kuliah tunggal yang mahal.
“Uang negara untuk membangun kampus, tetapi ada yang menggunakan untuk kepentingan pribadi. Ini sudah dua kali terjadi,” katanya.
Putra menegaskan mahasiswa menolak kuliah di kelas sebelum kampus diperbaiki dengan sistem yang transparan. Mahasiswa juga menolak membayar uang kuliah tunggal.
“Perbaiki fasilitas kampus,” tegasnya. (*)
Sumber: Antara