Suhu di Bawah Nol Derajat, Sejumlah Masjid di Inggris Buka Pintu untuk Tunawisma
LONDON (SALAM-ONLINE): Sejumlah masjid di Inggris dan Irlandia membuka pintu untuk para tunawisma saat cuaca dingin dengan suhu di bawah nol derajat dan hujan salju meliputi sekuruh Inggris Raya sejak Senin (26/2/2018) lalu.
Kekhawatiran terhadap orang-orang yang rentan terus meningkat pada Jumat (2/3), saat Met Office mengeluarkan peringatan merah untuk salju—tingkat peringatan tertinggi—di bagian barat daya Inggris dan Wales selatan.
Peringatan kuning dan ambar diberlakukan di Inggris pada Jumat sampai akhir pekan, dengan kedatangan Badai Emma yang akan membawa salju tebal dan angina kencang.
“Suhunya cukup parah, jadi kami piker, ‘mengapa tidak melakukan sesuatu untuk membantu’,” ungkap pengurus Masjid Makki di kota utara Manchester, Rabnawaz Akbar, kepada Aljazeera.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah sukarelawan tinggal di masjid untuk memberikan bantuan makanan dan tempat berlindung bagi tunawisma di Manchester. Masjid ini juga menawarkan fasilitas mandi untuk mereka yang mencari tempat tinggal.
Karena masjid berada di daerah yang didominasi penduduk dari Asia Selatan, makanan yang disediakan meliputi masakan tradisional khas Bangladesh dan Pakistan seperti nasi dan kari ayam.
Akbar mengatakan, jumlah tunawisma di Manchester terus bertambah. “Langkah penghematan dalam delapan tahun terakhir berati dukungan pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan tidak ada lagi,” ungkapnya.
Ini mengakibatkan, kata Akbar, orang-orang tidur di jalanan. Solusinya, ujarnya, bukan hanya memberikan tempat berlindung. Beberapa orang memiliki masalah kesehatan mental, mereka adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, pecandu narkoba atau imigran yang tidak tercatat.
“Mereka tidak memiliki jalan lain selain (mengharapkan) sumbangan dari masyarakat,” tutur Akbar.
“Untuk memastikan mereka tidak di jalan, dibutuhkan pelayanan pendukung di sekitar mereka, tidak hanya memberi mereka tempat menginap,” imbuhnya.
Seorang tunawisma mengungkapkan bahwa ia berpikir untuk memakai heroin atau kokain, supaya dia bisa baik-baik saja malam ini. “Ketika saya memikirkan hal ini, seorang pria datang dari samping dan mengajak untuk bermalam di masjid,” kata Jamie, seorang pecandu heroin.
Jamie termasuk di antara empat orang yang tidur di masjid pada Kamis malam. “Saya pecandu. Saya belum pernah berada di masjid sepanjang hidup saya,” kata dia.
“Saya sedang berpikir apakah akan mendapatkan heroin atau kokain agar saya bisa baik-baik saja untuk malam ini. Ketika saya memikirkan ini, seorang pria datang dari samping dan mengatakan, ‘Kau tidak punya rumah, maukah kau menginap di masjid?’,” Jamie menceritakan.
“Mereka membuat saya merasa sangat disambut, memberi saya sesuatu untuk dimakan, untuk diminum. Sesuatu yang tidak dapat diberikan pihak dewan untuk kami,” lanjutnya.
Jamie mengatakan bahwa media sering menggambarkan masjid dengan cara yang negatif. “Kau selalu mendapat (gambaran) klise tentang masjid… Tidak semua orang seperti itu. Saya tidak didorong untuk menjadi radikal. Tapi (ditanya), ‘Apakah kau lapar? Apakah kau baik-baik saja?’” ungkapnya.
Masjid Makki di Manchester termasuk di antara sekian masjid yang menyambut dan membantu para tunawisma tersebut.
Masjid Agung Leeds, Masjid Oldham, Masjid Finsbury Park, Masjid Canterbury dan Masjid Clonskeagh di Dublin, yang merupakan bagian dari Islamic Cultural Centre of Ireland, adalah di antara beberapa masjid yang juga membuka pintu bagi para tunawisma.
“Kami memiliki tim petugas keamanan yang bertugas di malam hari, dan tim pemeliharaan telah diberitahu untuk memastikan pemanas cukup di gedung tersebut, terutama pada larut malam,” kata Summayah Kenna, kepala kesejahteraan masyarakat di Islamic Cultural Centre of Ireland, kepada Radio 98FM di Dublin.
Dalam laporan pada akhir Januari lalu, ‘Crisis’, sebuah badan amal yang bekerja untuk mengurangi tunawisma, menggambarkan meningkatnya jumlah orang yang hidup tanpa tempat berlindung sebagai “malapetaka”.
Menurut pemerintah Inggris, sekitar 5.000 orang bisa ditemukan tidur di sembarang tempat pada malam hari saat musim gugur tahun lalu, dua kali lipat dari angka tahun 2010.
‘Crisis’ mnegungkapkan, jumlah orang yang tidur di jalan saat ini ada sekitar 8.000 dan akan meningkat menjadi 15.000 orang pada2026. “Jika tidak ada yang berubah.” (*)
Sumber: Antara