PBB Desak Penjajah Zionis tak Lakukan Kekerasan terhadap Demonstran Palestina
NEW YORK (SALAM-ONLINE): PBB menyatakan keprihatinan atas kekerasan “Israel” terhadap demonstran Palestina di Gaza. Badan dunia tersebut mendesak penjajah Zionis itu untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan terhadap demonstran Palestina di Gaza yang berunjuk rasa secara damai.
“Kami terus mengikuti protes di Gaza dengan keprihatinan,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan pada konferensi pers, Jumat (6/4/2018), sebagaimana dilansir kantor Berita Anadolu.
Dujarric menegaskan bahwa PBB terus mendapatkan laporan tentang kekerasan yang dilakukan penjajah Zionis itu.
Sementara Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, melakukan kontak dengan berbagai pihak di Jalur Gaza untuk memperkuat seruan agar menghindari kekerasan.
Dia juga secara khusus berbicara kepada “Israel”, agar memungkinkan orang-orang Palestina berdemonstrasi secara damai. Mladenov memastikan bahwa kekuatan yang berlebihan sudah tidak digunakan. Selain itu ditekankan bahwa anak-anak tidak dijadikan target.
Sejak Jumat (6/4) pagi, puluhan ribu warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza untuk mengambil bagian dalam demonstrasi anti-pendudukan yang hingga kini masih berlangsung.
Setidaknya tujuh orang Palestina gugur dalam aksi damai Jumat (6/4) kemarin. Mereka ditembak mati oleh tentara penjajah dari sisi lain perbatasan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Korban termasuk seorang anak yang belum teridentifikasi yang ditembak dekat perbatasan timur di jalur itu.
Dua lainnya telah diidentifikasi sebagai Osama Khamis Qudeih, yang ditembak di timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan, dan Magdi Shabat, yang ditembak di pinggiran barat Kota Gaza.
Sedikitnya 1.070 warga Palestina lainnya terluka pada Jumat kemarin, termasuk lima orang yang sekarang dalam kondisi kritis, kata kementerian itu.
Sementara untuk korban jiwa dalam unjuk rasa damai Jumat (30/3) pekan lalu, jumlahnya bertambah 21 orang. Dan sedikitnya 1.500 lainnya terluka. Demonstrasi 30 Maret jumat pekan lalu menandai Hari Tanah, ketika puluhan ribu warga Gaza berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza. Aksi damai dilakukan untuk menuntut kembalinya hak mereka yang dirampas penjajah Zionis pada 1948 dan 1976.
Disebut sebagai Great March of Return, aksi damai itu juga dimaksudkan untuk menekan penjajah “Israel” agar mencabut blokade Gaza yang berlangsung lebih dari satu decade itu.
Penjajah Zionis telah mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan dan bersumpah akan menggunakan kekuatan mematikan terhadap siapa saja yang mengancam “infrastruktur keamanan Israel”.
Dewan Keamanan PBB pada hari yang sama Jumat (30/3) pekan lalu mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Gaza dan menuntut “penyelidikan independen dan transparan” terkait kekerasan “Israel”.
Tapi Dewan Keamanan (DK) PBB gagal mengutuk kekerasan “Israel” terhadap demonstran Palestina tersebut. Gagalnya pernyataan sikap DK-PBB itu disahkan karena penolakan AS yang beberapa kali “memveto”nya. (S)
Sumber: Anadolu Agency