BANDUNG (SALAM-ONLINE): Dalam sesi ramah tamah dengan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) yang tengah menggelar daurah penerimaan anggota baru di Bandung, Dewan Pembina Daarut Tauhiid KH Abdullah Gymnastiar menyampaikan pandangannya soal isu yang kerap jadi pembicaraan di kalangan jurnalis, yakni menerima imbalan.
Menurutnya, hal semacam itu merupakan ujian penegasan keimanan bagi seorang Jurnalis Muslim.
“Itu kan Allah yang menggerakkan yang menyogok-nyogok itu, untuk menguji keimanan kita,” kata da’i yang akrab disapa Aa Gym itu saat menerima pengurus dan anggota JITU di Aula Masjid Daarut Tauhiid, Bandung, Ahad (6/5/2018) sebagaimana dilansir Islam News Agency (INA), kantor berita yang diinisiasi JITU.
Pendapatnya itu dia utarakan ketika menjawab pertanyaan seorang jurnalis soal larangan menerima imbalan, sebagaimana tersusun dalam kode etik JITU.
“Kalau kita sudah dibeli, dikasih uang, udah, kita nggak akan adil, tidak bisa adil. Maka sekuat tenaga jangan terbeli diri kita. Rezeki mah Allah yang membagikan,” tegas Aa Gym.
Dalam suasana pagi yang santai itu, Aa Gym sesekali melempar canda namun berisi. Ia mengusulkan, sebaiknya seorang Muslim memiliki unit usaha untuk menjaga kehormatan diri dari kecenderungan mengharap imbalan.
“Makanya kalau memungkinkan, punya usaha di rumah yang membuat izzah (kehormatan) kita terjaga. Itu istri diberdayakan,” sarannya yang disambut tawa 30 anggota JITU yang hadir.
“Allah (akan) mencukupi kalau izzah kita dijaga,” tandasnya.
Dalam salah satu poin kode etik JITU, disebutkan bahwa Jurnalis Muslim bersepakat untuk tidak menerima imbalan dari narasumber.
Ketua Dewan Syura JITU Ubaydillah Salman mengatakan, penyusunan kode etik JITU dirumuskan oleh para ahli di bidang jurnalistik dan telah dikonsultasikan dengan para ulama dan pakar hukum fiqih Islam. (SF/INA/JITU)