Menteri Penjajah: Perang Baru Akan Berkobar di Gaza
SALAM-ONLINE: Menteri Kehakiman penjajah Ayelet Shaked telah memperingatkan bahwa pihak penjajah tersebut mungkin akan melancarkan perang lain melawan Jalur Gaza karena Palestina terus menerbangkan “layang-layang pembakar” atas lahan pertanian pihaknya, Quds Press melaporkan pada Jumat (22/6/2018) sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Sabtu (23/6).
Ayelet Shaked juga menuduh Hamas mengobarkan situasi di wilayah terkepung tersebut.
Sebagai tanggapan atas serangan-serangan mematikan “Israel” terhadap para demonstran yang mengambil bagian dalam unjuk rasa damai sejak 30 Maret 2018 lalu, orang-orang Palestina “ikut bermain layang-layang disertai bom Molotov”.
Shaked mengatakan bahwa “Israel” yang mengembangkan anti-rudal kubah besi, mampu mengembangkan sistem baru untuk menjatuhkan layang-layang Palestina itu. Dia menyebut anak-anak Palestina yang menerbangkan “layang-layang pembakar” tersebut sebagai “teroris” yang terlibat dalam aksi “terorisme”.
Menteri itu mengumandangkan pernyataan serupa yang dinyatakan oleh Menteri Keamanan Publik penjajah lainnya, Gilad Erdan. Oleh harian Haaretz, Gilad Erdan pada Kamis (21/6) mengatakan bahwa “Israel” mungkin “dipaksa” untuk melancarkan “operasi militer dalam skala besar” di Jalur Gaza.
“Saya tidak ingin melancarkan operasi, tetapi ada peluang bagus bahwa kami tidak akan memiliki pilihan lain selain masuk sehingga kami dapat membuat pencegahan yang tahan lama,” katanya seperti dikutip Radio Tentara penjajah.
Erdan menambahkan bahwa mereka yang melancarkan “layang-layang pembakar” dari Gaza harus ditembak, tanpa memandang usia mereka. “Usia tidak masalah,” ia bersikeras, “mereka adalah ‘teroris’ dan bahaya yang mereka ciptakan harus dicegah.”
Orang-orang Palestina di Jalur Gaza terus menunjukkan bahwa protes mereka sepenuhnya sah menurut hukum internasional. Untuk menyebut mereka “teroris”, mereka bersikeras, tidak hanya tak akurat, tetapi juga hal itu adalah sebagai upaya penjajah “Israel” dan pendukung mereka untuk menipu dunia. (S)
Sumber: Middle East Monitor