Mingguan Prancis Diadukan Terkait ‘Kartun Nabi’
PARIS (salam-online.com): Majalah satir Prancis yang menerbitkan kartun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diadukan oleh sebuah organisasi Suriah yang selama ini namanya tidak begitu dikenal.
Dalam aduan kepada pihak berwenang di Paris disebutkan majalah Charlie Hebdo “secara terbuka memancing diskriminasi, menyulut kebencian atau kekerasan terhadap etnik, ras atau agama”.
Pengaduan terhadap Charlie Hebdo pada Rabu (19/9/2012) waktu Paris diajukan oleh Asosiasi Kebebasan Suriah.
Lebih lanjut organisasi tersebut menuduh majalah Charlie Hebdo “menyiramkan minyak ke api dengan menyebarkan kartun menentang Nabi Muhammad.”
Prancis bersiap-siap menghadapi unjuk rasa usai shalat Jumat (21/9/2012) menyusul penerbitan “kartun Nabi”. Kementerian Luar Negeri telah menyatakan penutupan kedutaan, konsulat, sekolah, dan pusat kebudayaan Prancis di sekitar 20 negara, Jumat besok.
Sebagai salah satu upaya mengurangi ketegangan, pemerintah telah mengadakan pertemuan dengan pemuka-pemuka masyarakat Muslim di Paris.
Peringatan
Salah seorang ahli penggambar kartu Charlie Hebdo, Renald Luzier, membela keputusan di balik penerbitan sekitar 20 “kartun Nabi Muhammad” pekan ini.
Kartun-kartun itu, katanya, dibuat tidak untuk menyulut reaksi berbau kekerasan. Menurutnya, majalah hanya menjalankan tugas secara rutin. “Saya tidak berpandangan bahwa kami memutuskan menyulut api, kami hanya menjalankan tugas,” katanya kepada BBC.
Sementara Organisasi Kerjasama Islam, OKI, memperingatkan bahwa “kartun Nabi Muhammad” yang diterbitkan di Prancis akan memancing gelombang protes baru anti-Barat.
“Majalah Prancis itu seharusnya memperhatikan kekhawatiran masyarakat internasional terkait hasutan dan intoleransi keyakinan agama,” kata Ketua OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, dalam pernyataannya Kamis (20/9/2012).
Di Mesir, kelompok berpengaruh Ikhwanul Muslimin menyerukan kepada Prancis untuk mengambil tindakan terkait kasus kartun ini sama dengan cara yang ditempuh dalam menangangi kasus foto telanjang dada istri Pangeran William, Catherine.
Yang dimaksud cara tersebut, kata partai Ikhwanul Muslimin, Partai Keadilan dan Kebebasan, adalah tindakan yang tegas dan cepat terhadap majalah yang menerbitkan “kartun Nabi Muhammad”.