Hadir di acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah, Prof Din Syamsuddin menilai Hidayatullah mampu memperlihatkan jati diri sebagai ormas Islam dengan kader pendukung yang banyak…
BALIKPAPAN (SALAM-ONLINE): Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof Dr Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA, atau akrab disapa Din Syamsuddin, hadir dalam acara Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah di Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimanta Timur, Sabtu (24/11/2018).
Usai shalat Zuhur berjamaah, mantan ketua umum Muhammadiyah dua periode itu pun menyampaikan sejumlah pesan dan kesan di depan ribuan kader Hidayatullah di Masjid Agung Ar Riyadh Hidayatullah.
Didampingi Ketua Umum Hidayatullah, Ustadz Nasirul Haq, Din menilai Hidayatullah telah mampu memperlihatkan jati diri sebagai ormas Islam dengan kader dan pendukung yang banyak. Din juga mengatakan, Hidayatullah telah memberikan kontribusi yang nyata kepada bangsa dan Negara.
Dengan beragamnya amal usaha dan pendidikan yang Hidayatullah telah bangun, ungkap Din, lembaga yang sudah berumur 45 itu sudah mampu disejajarkan dengan ormas Islam lainnya di Indonesia.
“Sungguh ini menarik bagi saya. Hidayatullah telah menjadi ormas besar. Kalau ke depan semua ormas Islam bersatu dan bekerja sama, saya yakin ‘izzul Islam wal Muslimin akan tercapai, khususnya di Indonesia,” kata Din disambut pekikan takbir peserta Silatnas yang memadati lantai 1, 2 dan 3 masjid besar itu.
Selain itu, ia menyebut, antara Muhammadiyah dan Hidayatullah memiliki banyak kesamaan yang berhimpitan. Din Mafhum, sebab memang Hidayatullah ini didirikan oleh kader Muhammadiyah juga, yakni Allahuyarham Ustadz Abdullah Said.
“Oleh karena itu, saya berkeyakinan, ada bagian tertentu yang sudah hilang di Muhammadiyah tetapi dimiliki oleh Hidayatullah. Tetapi ada yang dimiliki Muhammadiyah dan tidak dimiliki Hidayatullah,” ucap Din yang mengundang senyum Ustadz Nasirul Haq dan memancing tawa ribuan dai Hidayatullah.
Din misalnya berkelakar soal pernikahan antara sesama santri di kalangan Pondok Pesantren Hidayatullah. Itu yang tidak dimiliki Muhammadiyah.
“Andaikan masih bisa, saya ingin jadi santri di Hidayatullah,” ujar Din, yang lagi-lagi mengundang tawa.
Ketua Konferensi Asia dan Dunia untuk Perdamaian dan Agama itu menuturkan, dakwah Islamiyah sekarang mengalami tantangan yang cukup berat dan sangat kompleks. Padahal, ia mengimbuhkan, dakwah Islamiyah itu bertujuan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada terang benderang.
Oleh karenanya, Din juga sangat berharap kepada Hidayatullah agar terus mengembangkan gerakan dakwah pencerahan.
“Kalau ini yang kita lakukan, maka saya yakin cita-cita utuk membangun umat itu akan tercapai, karena, itulah yang pernah dilakukan Rasulullah di Madinah,” terang Din.
Ustadz Nasirul memastikan pihaknya akan terus menerus berjuang membangun peradaban umat yang tetap mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana telah digariskan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Laporan: Irfan (INA News Agency)