Ini Peringatan Keras Persatuan Ulama Sedunia terhadap Penguasa Cina
Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS) memberi peringatan keras terhadap penguasa Cina yang telah sekian lama memenjarakan, menyiksa, menindas dan menjajah Muslim Turkistan Timur. “Kami memperingatkan penguasa Cina tentang konsekuensi dari kejahatan mereka,” IUMS menegaskan.
SALAM-ONOINE: Selama bertahun-tahun, sampai sekarang, berita tentang penganiayaan, penindasan dan penjajahan terhadap Muslim di Republik Cina, terutama umat Islam Cina yang tinggal di Turkistan Timur, telah sangat jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang amat berat.
Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS) menyesalkan dan mengutuk penindasan dan pelanggaran HAM berat yang melarang umat Islam yang juga dikenal sebagai Muslim Uighur itu untuk shalat, berjilbab, puasa, menyimpan Al-Qur’an dan sajadah, tidak merokok, tidak minum alkohol, kebebasan berekspresi dan pelanggaran lainnya.
“Secara umum, berita tentang kebijakan resmi Cina terhadap umat Islam menunjukkan niat kuat mereka (penguasa Cina) untuk menghapus Islam dan afiliasi mereka,” demikian rilis yang ditandatangani Presiden IUMS Prof Dr Ahmad Abdul Salam Al-Raisuni dan Sekjennya, Prof Dr Ali Mohieddin Al-Qura Daghi yang diterima redaksi, Selasa (27/11/2018).
Ada kejahatan sistemik dan upaya memaksa umat Islam Cina yang rentan untuk meninggalkan agama mereka.
Jutaan anak-anak Muslim di kamp-kamp tahanan wajib kerja (paksa). Rezim Cina menyebutnya “kamp rehabilitasi”. Tapi inti dari program ini, kata IUMS, adalah untuk menjauhkan anak-anak Muslim dari iman, Islam, budaya dan afiliasi keagamaan mereka.
“Juga membatasi akses mereka ke masjid, menolak akses ke ajaran Al-Qur’an, termasuk afiliasi ke pendidikan Islam,” tulis pernyataan itu.
Berdasarkan poin-poin seperti disebutkan di atas, kata IUMS, pihaknya menegaskan penolakan dan kecaman atas kebijakan sistemik yang jahat terhadap Muslim.
“Kami memperingatkan penguasa Cina tentang konsekuensi dari kejahatan mereka,” IUMS menegaskan.
IUMS mengingatkan hubungan yang mengakar, dalam dan beragam antara Cina dengan dunia Muslim, Negara dan masyarakat, yang merupakan hubungan dan ikatan yang dicita-citakan untuk memperluas dan memperdalam, ketimbang meracuni dan menekan mereka.
“Oleh karenanya, IUMS menyerukan penguasa Cina untuk menghormati semua hak agama dan sosial serta kebebasan minoritas Muslim,” tegas IUMS.
Seruan ini termasuk (a) Pembebasan tahanan Muslim, pembebasan tahanan di kamp-kamp paksa, (b) Memastikan kebebasan beragama untuk semua dan pelaksanaan semua hak-hak beragama, termasuk membangun masjid dan pendidikan agama, serta mempraktikkan individu dan ritus-ritus keagamaan kolektif untuk umat Islam dan lainnya yang bukan praktisi Muslim. (C) Membebaskan umat Islam untuk bepergian dan berkomunikasi ke berbagai tujuan yang sah, baik di dalam maupun luar negeri.
IUMS juga menyerukan organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Negara-negara Islam secara individu, untuk memberikan pertimbangan serius terhadap pelanggaran hak-hak Muslim ini, memeriksa fakta dan perkembangannya, meningkatkan dan mengikuti masalah ini dengan pihak Cina dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
“Allah selalu menang dalam tujuan-Nya, meskipun kebanyakan orang tidak menyadarinya,” demikian IUMS. (*)