Demo Gaza Jumat ke-38, Hamas: Penjajah tak Aman Selama Duduki Tanah Palestina
Dalam unjuk rasa Jumat ke-38 di zona penyangga Jalur Gaza, setidaknya 46 demonstran terluka, termasuk Jurnalis Foto kantor berita Turki, Anadolu Agency.GAZA (SALAM-ONLINE): Aksi melawan penjajahan/pendudukan penjajah Zionis di sepanjang zona penyangga perbatasan Jalur Gaza, Jumat (14/12/2018) kemarin telah memasuki Jumat ke-38.
Demonstrasi Gaza Jumat kali ini digelar di bawah slogan ‘Perlawanan adalah hak yang sah’.
Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Nasional Gaza menyeru warga Gaza untuk ambil bagian dalam demonstrasi dengan tujuan menyetop blokade yang dilakukan oleh penjajah Zionis dan Mesir sejak tahun 2007—setelah Hamas memenangkan pemilu Palestina. Unjuk rasa juga bertepatan dengan suasana peringatan Intifadhah ke-31 tahun—pembentukan perlawanan Hamas. Intifadhah pertama berlangsung pada 7-8 Desember 1987.
Dalam pernyataan Jumat (14/12), Hamas—yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007—menekankan hak rakyat Palestina untuk menolak pendudukan/penjajahan dan “mengirim pesan kepada musuh (Zionis) bahwa tidak ada keamanan bagi tentara penjajah atau warga/pemukimnya selama mereka terus menduduki tanah Palestina”.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 46 demonstran terluka dalam unjuk rasa Jumat kemarin akibat tembakan peluru karet dan gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan penjajah yang ditempatkan di sepanjang sisi lain dari zona penyangga Jalur Gaza.
Di antara demonstran yang terluka termasuk Jurnalis Foto Anadolu Agency (AA), Mustafa Hassouneh. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Dar al-Shifaa di Gaza untuk mendapatkan perawatan.
Para pengunjuk rasa menuntut hak untuk kembali ke rumah dan desa mereka di Palestina saat mereka diusir pada 1948. Warga Palestina itu diusir dan tanah/rumah mereka dirampas. Selanjutnya, penjajah Zionis mendirikan negara ilegal bernama “Israel” yang tidak diakui masyarakat internasional.
Demonstran juga menuntut diakhirinya blokade 12 tahun Zionis Yahudi di Jalur Gaza. Blokade yang telah menghancurkan ekonomi wilayah kantong pesisir itu dan membuat menderita sekitar dua juta penduduknya.
Sejak demonstrasi pertama yang dimulai pada 30 Maret 2018 lalu, lebih dari 210 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan pasukan Zionis yang dikerahkan di dekat zona penyangga Jalur Gaza. (mus)
Sumber: AA