Turki: Islamfobia ‘Menyamar’ Sebagai ‘Kebebasan Berpendapat’

Menlu Turki Ahmet Dovutoglu

NEW YORK (salam-online.com): Para pemimpin Muslim pekan ini menyatakan Barat bersembunyi di belakang pembelaannya mengenai kebebasan berbicara dan tak mempedulikan kepekaan budaya.

Hal ini dilontarkan menyusul cercaan anti-Islam yang menimbulkan kekhawatiran kemungkinan meluasnya perpecahan budaya Timur-Barat.

Film yang dibuat di California dan menghujat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai “orang bodoh” memicu penyerbuan terhadap Kedutaan Besar AS dan kedutaan besar lain Barat di banyak negara Islam serta bom syahid di Afghanistan pada bulan ini.

Krisis tersebut bertambah parah ketika dua majalah Eropa–Prancis dan Spanyol–menerbitkan karikatur yang lagi-lagi menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan sudah tiba waktunya untuk mengakhiri perlindungan bagi Islamfobia yang menyamar sebagai “kebebasan berpendapat”.

“Sayangnya, Islamfobia juga telah menjadi bentuk baru rasisme seperti anti-Semit. Itu tak lagi bisa ditolerir dengan kedok ‘kebebasan berpendapat’. Kebebasan bukan berarti anarki,” kata Davutoglu di Sidang Majelis Umum PBB, Sabtu (29/9/2012), seperti dikutip Reuters.

Presiden Mesir Mohammad Mursi mengeluarkan sentimen serupa di dalam pidatonya pada Rabu (26/9/2012).

Baca Juga

“Mesir menghormati kebebasan berpendapat, kebebasan berpendapat yang tidak digunakan untuk menghasut kebencian terhadap siapa pun. Kami mengharapkan dari pihak lain, sebagaimana mereka mengharapkan dari kami, bahwa mereka menghormati kekhususan budaya kami dan ajaran Islam, dan tidak memaksakan konsep atau kebudayaan yang tak dapat kami terima,” katanya.

Kebanyakan pembicara dari Barat di PBB membela kebebasan berbicara, tapi menjauh dari seruan oleh para pemimpin Muslim bagi larangan internasional atas segala bentuk penghujatan.

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari

Saat mengulangi pengutukannya atas film itu, Presiden AS Barack Obama dengan tegas membela kebebasan berbicara, sehingga membuat gusar para pemimpin itu.

Presiden Asif Ali Zardari dari Pakistan menuntut penghinaan agama dijadikan tindak kejahatan.

“Masyarakat internasional tak boleh menjadi pengamat yang bungkam dan mesti menjadikannya sebagai tindakan kejahatan yang merusak perdamaian dunia dan membahayakan keamanan dunia dengan menyelewengkan kebebasan berpendapat,” katanya.

Kebebasan atau kebablasan berpendapat? (merdeka/salam-online)

Baca Juga