Kemenkes Gaza Peringatkan Akan Kekurangan Obat dan Pasokan Medis
SALAM-ONLINE: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina di Jalur Gaza mengatakan pada Selasa (16/7/2019) bahwa mereka menghadapi kekurangan obat-obatan dan pasokan medis yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Krisis medis di rumah sakit dan pusat kesehatan adalah yang paling sulit selama tahun-tahun blokade Zionis di Jalur Gaza,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Middle East Monitor (MEMO), Kamis (18/7).
Kebutuhan tahunan obat-obatan dan pasokan medis kementerian berjumlah $ 40 juta, namun selama paruh pertama tahun ini, hanya $ 10 juta yang tersedia untuk obat-obatan dan persediaan medis.
Pernyataan itu mencatat bahwa kekurangan itu membuat 50 persen pasien di Jalur Gaza tidak dapat berobat.
Ini menyerukan semua pihak untuk mengambil langkah-langkah mendesak dan efektif untuk menyediakan obat-obatan penting untuk pasien dengan kanker, penyakit darah, gagal ginjal, penyakit neurologis dan psikologis serta penyakit kronis.
Jalur Gaza telah menderita di bawah blokade lebih dari 12 tahun di tangan penjajah Zionis yang didukung Mesir. Barang-barang, makanan, bantuan, bahan-bahan bangunan dan kebutuhan pokok lainnya belum diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Warga Gaza dibiarkan tidak dapat pergi, bahkan termasuk untuk mengakses perawatan medis.
Federasi Umum Serikat Buruh Palestina melaporkan tahun lalu bahwa sebagai akibat dari blokade, pengangguran di daerah kantong itu hampir dua kali lipat menjadi 50 persen, naik dari 27,2 persen sebelum 2007.
Karena larangan masuknya bahan bakar, satu-satunya pembangkit listrik Gaza terpaksa ditutup sehingga hanya menyisakan 4 jam listrik bagi warga sipil. Hal ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh PBB bulan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa Jalur tersebut “tidak berkembang” lebih cepat dari yang diperkirakan. Batas waktu 2020 yang dikatakan Gaza “tidak hidup” mungkin telah tiba. (mus/salam)
Sumber: MEMO