Teroris Kurdi Iran Desak Pendukung YPG Serang Komunitas Turki di Eropa
SALAM-ONLINE: Seorang teroris anggota milisi Unit Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG) dari Iran mendesak para pendukung kelompok itu di Eropa untuk menyerang komunitas Turki di seluruh benua, termasuk kedutaan besar, toko, area bisnis dan restoran, Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, Selasa (5/11/2019).
Aksi seperti itu, menurutnya, lebih efektif, ketimbang mengadakan protes yang dia anggap “tidak berguna”. Anggota YPG yang dikenal sebagai Hewin Argesh itu mengatakan kepada televisi Iran bahwa demonstrasi di Eropa terhadap Turki tidak efektif.
Tapi Argesh mengakui protes dan demonstrasi seperti itu terhadap aksi militer Turki di Suriah juga “bermakna”. Ia mengklaim aksi protes terhadap Turki di Eropa “tidak berdampak”. Karena itu, Argesh mendesak milisi Kurdi dan pendukung YPG di Eropa untuk menyerang apa pun yang mewakili Turki.
Dia kemudian menyarankan agar pendukung YPG juga menyerang individu Turki. “Sekarang jangan hanya mengatakan kami tidak memiliki masalah dengan orang-orang Turki. Sebaliknya, orang Kurdi seharusnya memiliki masalah dengan orang Turki sekarang,” ucapnya.
Bahasa provokatif seperti itu oleh anggota YPG Iran ini muncul di tengah serentetan serangan terhadap Turki dan toko-toko Turki pada bulan lalu khususnya, sebagai protes terhadap Operasi Mata Air Perdamaian (Operation Peace Spring) Turki di Suriah utara.
Serangan terhadap orang-orang Turki di dekat digelarnya unjuk rasa terjadi di toko-toko milik orang-orang Turki. Sejumlah toko dirusak. Coretan tulisan bernada mengancam terlihat di berbagai bagian Eropa, khususnya di Jerman, kawasan sejumlah besar orang Turki dan Kurdi menetap.
Operasi militer Turki di Suriah dilancarkan sejak pertengahan Oktober 2019 lalu. Operasi yang disebut ‘Mata Air Perdamaian’ itu menyebabkan kemarahan masyarakat internasional dan mendapatkan kecaman luas.
Operation Peace Spring itu dimaksudkan untuk mendorong milisi Kurdi seperti YPG menjauh dari perbatasan Turki-Suriah. Operasi juga bertujuan untuk membangun zona aman sepanjang 30 km. Dengan demikian, operasi ini dapat menampung sekitar dua juta pengungsi Suriah.
Operasi itu mencapai puncaknya pekan lalu. Namun, Turki dan Rusia mencapai kesepakatan untuk bekerja sama di zona aman dengan imbalan gencatan senjata untuk memberi kesempatan kelompok YPG/PKK menjauh dari perbatasan Turki-Suriah. Syarat-syarat perjanjian, seperti patroli bersama Turki-Rusia, pembersihan terhadap YPG dari daerah dan kota yang diperlukan, juga tekad untuk menemukan solusi politik jangka panjang terkait konflik Suriah, masuk dalam kesepakatan.
Milisi YPG adalah cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Suriah yang melakukan serangan teror di Turki. PKK yang berideologi Marxis-Leninisme dinyatakan bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu warga Turki akibat aksi teror yang mereka lakukan sejak 1984. PKK kemudian ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, Uni Eropa dan Turki. (mus/salam)
Sumber: MEMO