SALAM-ONLINE: Ribuan warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), diperkirakan eksodus meninggalkan Kota Ranai, Natuna. Mereka pergi dengan menggunakan KM Bukit Raya di Pelabuhan Selat Lampa.
Rata-rata ingin meninggalkan Natuna setelah Natuna ditetapkan sebagai lokasi observasi ratusan WNI dari Wuhan, China.
Warga Natuna ketakutan penyakit tersebut menyebar di kampung mereka. Bahkan saking paniknya, pemerintah daerah setempat mendadak meliburkan seluruh sekolah di Natuna.
Belakangan dianulir setelah ditegur Menteri Dalam Negeri. Namun sayang, para warga dan anak sekolah sudah keburu meninggalkan Natuna.
Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal merespons adanya kabar ribuan warganya eksodus, karena khawatir potensi Virus Corona dari Warga Negara Indonesia atau WNI yang dikarantina.
Hamid mengatakan, ada kekhawatiran, karena warga Natuna miskomunikasi informasi soal WNI yang dikarantina.
Dia menekankan, informasi yang begitu cepat membuat warga Natuna panik. Hal ini sudah dibicarakan dengan Menko Polhukam, Mahfud MD.
“Nah, itu tadi, kata pak Mahfud, karena terlalu cepat evakuasinya. Jadi, ya mungkin informasinya agak sedikit terlambat,” ujar Hamid di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 4 Februari 2020.
Dia menambahkan, selama ini warga Natuna lebih banyak mendapat penjelasan dari media massa. Informasi dari Pemerintah Pusat, terkait evakuasi dan karantina WNI dari Wuhan di Natuna sangat minim. Maka itu, warga resah dan sempat menggelar aksi demo berujung ricuh pada Sabtu (1/2), Ahad (2/2) dan Senin (3/2).
“Biasa namanya orang kampung, belum pernah ada yang begitu. Jadi merasa was-was, ada apa dikarantina? Sekarang, kita sudah menggerakan tim-tim yang di lapangan, untuk mensosialisasikan supaya masyarakat tidak terlalu cemas,” jelasnya.
Dia menekankan pula dari penjelasan Mahfud, pemerintah memberikan kepastian penanganan WNI yang dikarantina.
“Bahwa pemerintah akan menangani semua permasalahan yang ada di Natuna, dengan masyarakat yang ada di Natuna. Jadi, tidak hanya menangani yang pulang, tetapi masyarakat Natuna juga ditangani,” tuturnya.
Meski demikian, ia mengklaim bahwa saat ini, warga Natuna sudah tenang dengan upaya dari Pemerintah Pusat. Dia menyampaikan, ikut menjelaskan bahwa lokasi observasi WNI di Wuhan, jaraknya cukup jauh dari permukiman warga sehingga dinilai aman. “Itu kan pangkalan militer, ditutup. Enggak bisa masuk lagi,” katanya.
Meski sang bupati membantah warganya eksodus, tapi pergerakan yang dilaporkan dan ditayangkan tvOne, Selasa (4/2) malam, menunjukkan Pelabuhan Selat Lampa di Kepulauan Natuna dibanjiri oleh ribuan warga yang akan meninggalkan kampung halamannya. (S)
Sumber: Vivanews, tvOne, Batamnews