SALAM-ONLINE: Azab pada negeri kaum yang sombong pasti dirasakan berat. Kini Cina sedang merasakan itu. Wabah corona membuat serba salah dan serba susah. Diawali dengan keangkuhan Xi Jinping yang membanggakan kehebatan Cina bahwa tak ada kekuatan yang bisa mengalahkan Cina. Ternyata jawabannya ada, yaitu makhluk kecil yang bernama Corona. Porak poranda negara sok kuasa itu diserang virus yang tak terlihat.
Rakyatnya bergelimpangan tak tertolong. Rumah sakit penuh sesak, baik yang dirawat maupun mengantre untuk pemeriksaan. Dokter dan perawat semakin putus asa. Super market dan pasar diserbu. Stok kosong melompong. Penjarahan merajalela demi persediaan sehari-hari.
Wuhan menjadi kota kamp tertutup. Di setiap sudut dibuat tempat isolasi. Mereka yang hendak keluar diburu polisi. Rakyat Cina dianiaya penguasa yang juga ketakutan luar biasa menghadapi invasi. Invasi tentara kecil yang tak terlihat dan tak terkalahkan.
Di desa yang menjaga agar tidak terpapar menutup kedatangan orang asing dari luar desa. Diusir balik. Sementara jalan-jalan yang biasa ramai kini sepi. Wuhan disebut zombieland. Mencekam bagai kota hantu. Satu dua orang berjalan di kota yang senyap dan harus menggunakan masker. Menjadi hantu bermasker.
Warga Cina yang biasa beterbangan bebas ke luar negeri, kini diusir. Penerbangan dari dan ke Cina disetop banyak negara. Bahkan di Eropa orang Cina yang berjalan diteriaki, “Awas ada orang Cina mendekat!” Terpaksa rasialis. Di Indonesia turis Cina yang disambut oleh Gubernur, Gubernurnya di-bully warga. Turis dipastikan berwisata dengan tidak nyaman dan warga pun menghindari kontak.
Cina merasakan susah sendiri. Sendirian tanpa simpati dunia. Dunia memang sedang benci pada perilaku Cina yang sok hebat, besar dan bernafsu membangun kembali imperium. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak memiliki agenda membantu Cina. Yang ada hanya “warning” agar negara-negara waspada. Corona telah menyebar ke luar Cina.
Kewaspadaan yang sama terhadap ideologi komunis Cina. Komunisme membahayakan negara-negara di dunia. Virus berbentuk paham yang tak dikehendaki untuk menyebar.
Indonesia harus banyak belajar. Penguasa yang berangkul-rangkulan dengan rezim komunis Cina menampilkan kebodohan yang nyata. Lihat kasus pelecehan kedaulatan di Natuna. Lihat perilaku taipan yang mengangkangi perekonomian pribumi. Lihat perampok dan pembobol uang negara. Mereka memang virus berbahaya bagi negara dan bangsa Indonesia.
Ada dalil yang sering menjadi dalih: “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”. Tetapi kita mesti waspada dan sadar bahwa Cina tidak akan memberi ilmu pada kita. Cina justru sedang membodohi kita. Membodohi para penguasa kita!
*) Pemerhati Politik
Bandung, 9 Jumadil Akhir 1441 H/4 Februari 2020 M