Badan Wakaf Islam yang berpusat di Yordania membuat keputusan (yang terpaksa) ‘menyakitkan’ dengan menutup komplek Al-Aqsha bagi para jamaah selama bulan suci Ramadhan.
SALAM-ONLINE: Para Ulama Masjid Al-Aqsha mengumumkan bahwa komplek Masjid Al-Aqsha, Baitul Maqdis (Yerusalem), Palestina, akan ditutup untuk para peziarah selama bulan Ramadhan. Penutupan terpaksa dilakukan untuk menangkal atau mencegah penyebaran Virus Corona yang tengah mewabah di dunia.
Badan Pengawas Al-Aqsha, Waqaf Islam, yang berpusat di Yordania menyebut keputusan ini dengan berat dilakukan meskipun “menyakitkan”.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (16/4/20), sebagaimana dilansir Al Jazeera, Jumat (17/4), Wakaf Islam menyebut langkah itu “sejalan dengan Fatwa Ulama dan saran medis”.
Badan pegawas tersebut mengatakan bahwa umat Islam harus menjalankan ibadah di rumah masing-masing selama bulan Ramadhan untuk menjaga keselamatan mereka.
Meskipun begitu, panggilan adzan akan tetap dikumandangkan dalam lima waktu shalat selama Ramadhan, dan para pekerja Masjid akan tetap diperbolehkan masuk.
Keputusan untuk melarang umat Islam memasuki komplek Masjid yang telah diperpanjang atau diterapkan sejak 23 Maret, itu pun dihormati oleh kaum Yahudi di sana.
Awal Ramadhan sendiri akan dimulai pada 23 April mendatang. Biasanya selama Ramadhan puluhan ribu umat Islam memenuhi Masjid Qubah al-Shakhra (Dome of The Rock) untuk melaksanakan shalat tarawih.
Pencegahan Virus Corona
Pekan lalu, kaum Yahudi memperingati hari Paskah di Yerusalem dan di seluruh wilayah jajahan Zionis. Namun pada hari Paskah itu warga penjajah diwajibkan tetap di rumah dan memperingatinya hanya dengan keluarga dekat.
Sementara ritual Paskah Agung di wilayah tembok barat Yerusalem, yakni tempat suci kaum Yahudi, hanya diikuti segelintir orang saja.
Di gereja “Makam Suci”, yang dipercayai untuk tempat “suci” karena disebut sebagai tempat penyaliban dan pemakaman “Yesus”, upacara Paskah tak semeriah seperti biasanya. Hari Paskah hanya dihadiri oleh sekelompok kecil pendeta dengan mengenakan masker.
Pihak penjajah telah melaporkan setidaknya 140 kematian dan 12.600 kasus Virus Corona. Sementara Otoritas Palestina (PA) telah mencatat dua kematian. Dan, setidaknya 400 kasus terdapat di tanah terjajah, Tepi Barat dan Gaza. Jauh, lebih sedikit dibanding dengan pihak penjajah.
Semua masjid di Gaza telah ditutup sejak 25 Maret. Sementara di Tepi Barat tutup sejak 14 Maret. (M Nizar Malisi)
Sumber: Al Jazeera