SALAM-ONLINE: Tahun ini, bulan Ramadhan akan berbeda dari biasanya. Puasa Ramadhan akan berlangsung di tengah pandemik global Covid-19.
Masjid-masjid di seluruh dunia biasanya sibuk selama bulan Ramadhan. Tetapi saat ini banyak masjid-masjid yang tutup lantaran sebagai upaya social distancing untuk mencegah tersebarnya Virus Corona.
Lalu, bagaimana dengan impilkasi kesehatan dari menjalankan Ramadhan selama pandemi?
Bisakah Puasa memengaruhi peluang seseorang terkena Virus Corona?
Faktanya, Puasa diyakini bermanfaat bagi tubuh dalam beberapa keadaan, termasuk efek meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ada kemungkinan nenek moyang kita di zaman kuno mengakui manfaat Puasa. Sebagaimana Puasanya kaum Muslimin di bulan Ramadhan, Puasa juga dijalankan pada bulan prapaskah bagi orang kristen dan selama Yom Kippur di Agama Yahudi.
Ada juga bukti bahwa orang Mesir Kuno berpuasa untuk waktu yang lama demi membersihkan tubuh mereka dari penyakit.
Baru-baru ini, penelitian telah menunjukkan bahwa Puasa sebenarnya bisa berefek menguntungkan pada sistem kekebalan tubuh. Puasa dapat mengurangi jumlah peradangan umum yang terjadi pada sel-sel di sekitar tubuh.
Puasa dianggap membawa tubuh kepada “mode konservasi energi” disebabkan kurangnya nutrisi yang masuk. Dalam upaya menghemat energi, tubuh mendaur ulang banyak sel kekebalan yang lama atau rusak, kemudian mendorong sel generasi baru, yakni sel-sel kekebalan yang lebih sehat ketika Puasa berakhir atau saat berbuka.
Sel-sel baru ini lebih cepat dan lebih efisien dalam memerangi infeksi sehingga secara keseluruhan kekebalan dapat meningkat.
Hal utama yang membedakan dari diet yang memberikan penurunan badan karena cara puasa yang terputus-putus, terdapat pada pantangan dari air minum. Ini mungkin yang menjadikannya begitu berbeda.
Sementara sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa Puasa air yang berkepanjangan, yakni melebihi 12 hingga 24 jam, dapat membuat sedikit efek merusak pada sistem kekebalan tubuh. Efeknya, sedikit akan meningkatkan risiko kita terkena segala jenis infeksi. Namun hal itu juga menunjukkan bahwa kemudian imun akan kembali ke keadaan yang lebih baik setelah kita kembali makan dan minum.
Memang, penelitian ini tidak menjelaskan secara spesifik Puasa pada bulan Ramadhan. Tetapi penelitian terpisah menunjukkan bahwa Puasa Ramadhan memiliki manfaat kesehatan yang sebanding dengan jenis puasa lainnya. Penelitian tersebut memberi peringatan bahwa pola makan sehat harus dilakukan di masa-masa berbuka. Kecenderungan terlalu banyak mengonsumsi gorengan selama berbuka Puasa tidak akan membantu sistem kekebalan tubuh.
Durasi Puasa sendiri bervariasi, tergantung di mana seorang Muslim tinggal dan berada atau di musim apa jatuhnya bulan Ramadhan. Tetapi bukti menunjukkan bahwa berpantang dari makanan dan air hingga 12 jam dapat memiliki efek meguntungkan secara menyeluruh pada sistem imun.
Penting untuk ditekankan bahwa Islam hanya mengharapkan Puasa dijalankan oleh mereka yang cukup sehat untuk melakukannya. Dan Puasa tidak boleh digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh belaka.
Karena Ramadhan kali ini adalah Puasa pertama bersamaan dengan pandemi Corona, belum diketahui apakah Puasa dapat menawarkan tingkat perlindungan terhadap penyakit Corona secara khusus. Meski demikian, itu pun bukan hal yang tidak mungkin. Yang terpenting kita harus selalu berpegang pada pekerjaan yang mestinya kita lakukan di tengah pandemik, yakni: jaga jarak, mencuci tangan, menjaga kebersihan dan isolasi diri. (M Nizar Malisy)
*Disarikan dari catatan Dr Amir Khan, dokter NHS dan dosen senior sebuah universitas di Inggris
Sumber: Al Jazeera