SALAM-ONLINE: Internet adalah sarana terbesar umat manusia untuk berbagi dan menerima informasi. Internet dapat memudahkan pendidikan, memunculkan ide, pemikiran dan peluang baru, serta memperkuat daya tawar produsen. Namun, saat ini sebanyak 43% populasi dunia tidak memiliki akses internet.
Inggris berkeinginan mengubah hal ini dan mengakhiri ketiadaan akses atas informasi tersebut. Untuk itu, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bersama organisasi mitra lokal, Common Room Network Foundation, meluncurkan proyek senilai 190.000 Poundsterling (3,5 Miliar Rupiah) selama dua tahun untuk daerah terpencil di Kasepuhan Ciptagelar, Jawa Barat.
Kasepuhan Ciptagelar adalah masyarakat hukum adat yang berada di kawasan pedalaman Gunung Halimun-Salak. Istilah kasepuhan berasal dari bahasa Sunda, yang secara umum artinya adalah mereka yang dituakan. Secara administratif saat ini Kasepuhan Ciptagelar berada di wilayah dusun Sukamulya, Desa Sirnaresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam siaran persnya, Kedutaan Inggris di Jakarta menyampaikan bahwa hari ini, Senin (18/5/20) Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E. Owen Jenkins, akan meluncurkan proyek tersebut melalui pertemuan virtual dengan Direktur dan Pendiri Common Room Network Foundation, Gustaff Iskandar.
Untuk jangka panjang, proyek ini akan memberikan akses internet berbasis komunitas di Kasepuhan Ciptagelar. Proyek ini juga memperbaiki literasi digital untuk penguatan kapasitas komunitas lokal.
Common Room bertujuan untuk mengembangkan model yang operasional dan dapat diterima di berbagai komunitas lokal di Indonesia.
“Peluncuran kerja sama ini bisa menjadi langkah awal untuk merealisasikan visi tersebut, dengan memastikan bahwa setiap orang Indonesia, dalam kondisi seterpencil apapun, tetap bisa memiliki akses internet,” demikian rilis yang diterima redaksi dari Kedutaan Inggris di Jakarta, Senin (18/5).
Lebih lanjut dikatakan, dalam jangka pendek proyek ini disesuaikan juga untuk membantu melawan Covid-19, dimana penyampaian informasi kesehatan yang penting kepada semua orang perlu dilakukan secepat mungkin, dalam bahasa lokal yang mereka pahami.
“Langkah ini bisa menyelamatkan nyawa dan komunitas terpencil ini dari dampak pandemi yang lebih besar,” bunyi siaran pers kedubes Inggris tersebut.
Kegiatan yang disepakati antara Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan Common Room mencakup produksi konten media digital dan konvensional. Ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai Covid-19 yang kredibel dalam bahasa lokal serta pendekatan budaya yang mudah oleh setiap masyarakat setempat. Saat ini sebuah buku elektronik berbahasa Sunda telah diproduksi dan akan disebarluaskan ke seluruh Jawa Barat.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E. Owen Jenkins, mengatakan, Indonesia adalah negara yang luas dengan lebih dari 300 bahasa daerah. Menurut Jenkins, tentu saja hampir semua orang berbicara dalam Bahasa Indonesia.
“Tetapi, di dalam komunitas terpencil Anda dapat menemukan beberapa orang yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Teman yang baik ialah teman yang saling membantu dan ada untuk satu sama lainnya. Oleh karena itu Inggris ingin membantu Indonesia dalam menghadapi virus yang mengerikan ini,” katanya.
Untuk yang pertama, ujar Jenkins, pihaknya memulai proyek ini bersama Common Room Network Foundation. Dan pihak Kedubes Inggris akan melakukan penyesuaian sedikit, sehingga pesan penting kesehatan—yang disampaikan melalui media tradisional dan digital—dapat menjangkau semua orang.
“Kami berharap setelah ini, kita dapat memastikan bahwa seluruh komunitas mendapatkan manfaat penuh dari internet,” ujarnya.
“Kami senang bisa berkontribusi dan mendukung inisiatif yang luar biasa ini di Jawa Barat melalui Common Room Network Foundation dan mendengar rencana lanjutan dari Bapak Gustaff Iskandar untuk menjangkau masyarakat luas di seluruh Indonesia,” kata Jenkins.
Sementara Pendiri Common Room Gustaff Iskandar mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih dan merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan pemerintah Inggris (melalui DFID) dalam Program Akses Digital dan mendukung komunikasi adat Kasepuhan Ciptagelar di masa krisis ini.
“Kita telah melihat pentingnya internet dan media digital dalam mengatasi krisis pandemi ini. Karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan dari DFID dan semua rekan di Kedutaan Besar Inggris Jakarta. Kami percaya kerja sama ini akan tumbuh menjadi kolaborasi yang bermanfaat dan akan memperkuat hubungan antar-warga Inggris dan Indonesia,” kata Gustaff.
Menurut pihak Kedubes Inggris di Jakarta, proyek ini merupakan bagian dari program negaranya di Indonesia yang bernama “Prosperity Fund Digital Access Programme” dengan anggaran mencapai 16,5 juta Poundsterling selama empat tahun. (S)