Kasus Covid-19 Pertama Ditemukan di Idlib, Suriah
Penemuan kasus pertama Covid-19 di provinsi Idlib telah menyulut kekhawatiran warga akan menyebarnya wabah ini.
SALAM-ONLINE: Kasus pertama Covid-19 telah ditemukan di Idlib, Suriah, pada Kamis (9/7/2020). Penemuan kasus ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan di wilayah yang berada di bawah kendali pejuang Suriah tersebut. Kasus ini menyulut kembali kekhawatiran di tengah-tengah warga Idlib dan utara Suriah di bawah kontrol oposisi itu, khususnya mereka yang ada di kamp-kamp pengungsian.
Pejabat di Kementerian Kesehatan pihak oposisi, Dr Maram al-Sheikh di Twitternya menuliskan: ”Kami dengan menyesal mengumumkan pada hari ini kasus pertama Virus Corona telah ditemukan pada seorang petugas kesehatan di salah satu rumah sakit di Idlib.”
Kepala Kantor WHO di Gaziantep, Selatan Turki, Mahmoud Daher, mengatakan bahwa pasien itu adalah seorang dokter laki-laki asli Suriah, berusia 30-an yang bekerja di sebuah rumah sakit di Bab al-Hawa, perbatasan antara Turki dengan Suriah.
“Yang bersangkutan telah suspect sebelumnya, terjangkit Covid-19, kemudian hasil tesnya yang positif telah membenarkan dugaan tersebut,” kata Mahmoud Daher.
Setelah itu, hingga kemarin ujar Daher, belum ada kasus Covid-19 yang dilaporkan terjadi. “Jadi ini adalah kasus pertama yang terkonfirmasi terjadi di wilayah oposisi,” terangnya.
Sementara rumah sakit tempat dokter tersebut bekerja, kata Dr Maram al-Sheikh, telah ditutup untuk umum, demikian juga tempat tinggalnya. “Mereka yang telah melakukan kontak dengannya juga telah diswab dan diisolasi.”
Dr Maram mengatakan, pertemuan darurat telah diadakan untuk mengambil langkah penanganan selanjutnya.
Berbagai organisasi kemanusiaan yang ada di Idlib dan Turki sudah siap selama beberapa bulan lalu untuk mencegah dan menangani wabah Covid-19 jika sampai memasuki Idlib. Wilayah yang dihuni hampir 4 juta pengungsi korban kejahatan rezim Basyar Asad ini akan sangat rapuh jika menghadapi wabah Covid-19.
Kasus penemuan pertama wabah Covid-19 ini hampir bersamaan dengan Veto yang dilancarkan Rusia dan Cina terhadap rencana PBB untuk mengirim bantuan lintas perbatasan ke warga Idlib.
Tempat tinggal warga Idlib yang saling berdekatan, khususnya mereka yang berada di kamp-kamp pengungsian, cukup mengkhawatirkan jika virus ini menyebar. Di tengah ancaman serangan terbaru dari rezim Basyar Asad dan krisis ekonomi yang baru saja merontokkan nilai mata uang Lira Suriah, kasus penemuan pertama Covid-19 di wilayah Idlib ini akan menjadi momok yang paling mencemaskan bagi warganya.
Di wilayah rezim Asad sendiri kasus Covid-19, diberitakan dengan dua versi: dari media non-independen dan media independen. Media non-independen (yang mengutip sumber rezim) menyebut angka 394 untuk jumlah yang telah terkonfirmasi positif Covid-19, sembuh 126 dan meninggal 16 orang.
Wilayah-wilayah rezim yang terpapar pandemi ini meliputi provinsi Aleppo, As-Suwayda, Damaskus (termasuk ibu kota Damaskus), Daraa, Hama, Homs, Latakia dan Quneitra. Tetapi menurut media independen, kasus Corona di wilayah-wilayah rezim itu sudah mencapai angka di atas 1.000. Sumber-sumber independen menyebut rezim yang didukung Rusia dan Iran ini menutup-nutupi kasus pandemi ini di wilayah yang berada di bawah kontrolnya.
Muhammad Ismail (Hatay, Turki)